Mencicipi KDE Plasma Netbook dan Desktop openSUSE 11.4

Semenjak saya bertahan cukup lama dengan Linux Ubuntu Lucid di netbook, niat untuk beralih ke green gecko pun terus meracuni. Momentum atau kejadian yang tidak diinginkan juga semakin menambah racun itu hampir membunuh si Lucid, ya, gara-gara saya memperbaharui beberapa paket akhirnya berujung menghilangnya si-X (antar muka grafis), ada masalah dengan driver kartu grafis di netbook saya. Berhubung saya tidak/belum bisa bahkan tidak mau untuk memperbaikinya, tidak ada salahnya saya mencoba green gecko.

Masih dengan media ‘installer’ yang pernah saya pakai ketika Berkesempatan Memasang openSUSE 11.4–openSUSE-11.4-DVD-i586.iso (4Gb), instalasi berjalan dengan mulus tentu saja saya mengalokasikan green gecko dengan menimpa si Lucid. Pada saat pemilihan desktop environment saya memilih desktop KDE karena kepincut dengan kecantikan Plasma Desktop Netbook-nya. Ya, memang desktop KDE disemua distro atau distribusi Linux akan terasa lebih berat jika dipasang disebuah netbook dibanding dengan desktop yang lain.

Memang tampilan elegan nan menawan yang disajikan dari desktop KDE ini (menurut saya lho). Navigasi antar muka bawaan dari desktop KDE openSUSE ini juga sama dengan desktop KDE distribusi Linux yang lain & dan yang membedakan adalah dengan adanya setelan untuk desktop Netbook. Tampilan pun cukup unik & menarik, berbeda dengan antar muka dari keluarga Ubuntu, UNR (Ubuntu Netbook Remix) misalnya.

Ya, pertama kali saya merasa ‘kagok’ dengan sistem navigasi yang baru buat saya ini, sedikit penyesuaian, tidak ada masalah yang berarti. Ringkas dan cukup ringan. Kolom pencarian untuk aplikasi pun terpasang sangat strategis, berada ditengah-tengah layar. Terdapat halaman (‘page’) yang bisa berpindah dari desktop yang satu ke desktop yang lain dengan mudah dan secara default pada halaman  ini kita bisa menambahkan beberap widget sesuai selera kita. Setelan bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Berikut bererapa screenshots yang dapat saya ambil:

KDE Plasma netbook
Gambar 1. KDE Plasma netbook
Tampilan Netbook Widget pages
Gambar 2. KDE Netbook Widget Pages
Player Kaffeine
Gambar 3. Memutar video dengan Kaffeine

Dibalik dari keindahan desktop itu tentunya akan dibebankan dengan adanya library yang cukup besar sehingga akan terasa lebih berat. Termasuk jika akan mengikuti pembaharuan secara teratur, paket yang mesti diunduh pun akan berbanding lurus. Cukup mencekik jatah lebar pita /’bandwidth’ untuk sekadar update beberapa paket saja. Apalagi jika ada pembaharuan berkaitan dengan driver kartu grafis, lebih seringnya saya akan kewalahan jika X-Windows tiba-tiba menjadi gelap atau menghilang. Ya, itulah sedikit cerita suka-duka saya ketika bermain dengan Linux.

Kembali ke Desktop Plasma Netbook, berbeda ketika saya [memasangnya di PC dengan antar muka/desktop Gnome] untuk menghubungkan ke Internet dengan modem harus memasang wvdial dan sebaliknya kali ini langsung bisa plug & play. Tambah satu point lagi ‘touchpad’ cukup ramah dalam hal ini tidak terlalu sensitive ketika menggunakan Lucid meski akan lebih nyaman jika menggunakan tetikus (mouse). Berbagi data dengan beberapa tipe ponsel melalui perangkat eksternal bluetooth juga sangat mudah. Anda bisa melihat di Product highlights openSUSE 11.4–Plasma Netbook.

Have fun with openSUSE. :D

8 responses to “Mencicipi KDE Plasma Netbook dan Desktop openSUSE 11.4”

  1. Cahya Avatar

    KDE lebih berani berinovasi meski menyimpang dari konsep/filosofi GNU, karena itulah fitur-fiturnya lebih modern :).

  2. iskandaria Avatar

    Saya belum pernah menggunakan dekstop KDE mas. Pengen juga sih nyobain. Mungkin pada distro lain aja selain Ubuntu. Untuk Ubuntu, saya sekarang sangat menyukai tampilan latar gelap pada menu aplikasi dekstop Unity-nya. Elegan dan macho banget keliatannya :)

    Oya, salah satu ciri dekstop KDE/plasma itu pada tampilan latar jendela aplikasi yang transparant itu ya mas?

  3. agung Avatar

    Mas Cahya, setidaknya tidak terlalu jauh penyimpangan itu. Hehe…, itulah yang membuat saya tertarik ketika pertama kali menginstal linux dengan desktop KDE. :D

    Mas Is,
    Jika ingin mencoba di turunan Ubuntu bisa dicoba desktop KDE-nya Kubuntu.
    Untuk jendela yang ‘transparant’ di desktop Gnome juga bisa dijalankan, asalkan kartu grafisnya mendukung. di Gnome pasang GTK engine murrine dan gnome color kalau ndak salah.
    Kalau desktop KDE bisa dilihat-lihat di kde[dot]org Mas Is.

  4. Cahya Avatar

    Bagi kita user yang biasa-biasa saja, sedikit keluar dari konsep GNU tidak akan masalah. Tapi bagi yang merasa merintis Linux dengan filosofi kebebasan yang mutlak, ini adalah harga mati. Itulah mengapa Gnome yang lahir dari filosofi GNU selalu “bermusuhan” dengan KDE yang lahir dari ketidakpuasan akan Gnome yang terlalu strict. Sampai-sampai ada rumor Gnome “berseteru” dengan Ubuntu karena mengambil ide aplikasi KDE untuk diterapkan di desktop 10.10-nya dulu, akhirnya sekarang Ubuntu malah membuat Unity Shell sendiri, menjauh dari Gnome dengan Gnome Shell-nya :D.

    Akhirnya, semua kembali pada keuntungan kita yang pengguna biasa, makin banyak varian yang bisa dicoba dan diuji keunggulannya :lol:. Walau makin pusing dibuatnya :D.

    KDE, saya rasa, adalah sumber bencana dan sekaligus revolusi yang menawab ini, ha ha… :D.

  5. Padly Avatar

    Dari kemaren pengen nyoba OpenSuse, cuma 4GB-nya itu lho… Kagak nahan Mas;)

  6. agung Avatar

    Mas Cahya, sebagai pengguna biasa dan saya juga kurang begitu sering mengikuti perkembangan dari desktop-desktop unggulan tersebut, tapi saya rasa semua desktop itu semakin lebih memanjakan penggunanya.

    Iya juga, semakin banyak pilihan semakin bingung untuk setia sama satu distro. :D

    Untuk sementara ‘bencana’ itu belum datang hehe… :mrgreen:

    Mas Padly,
    Berkas openSUSE yang saya pakai itu juga hasil ‘menodong’ dari Mas Cahya kok. :D

  7. gadgetboi Avatar

    keren juga yah KDE for notebook :mrgreen: tambah lebih enteng enga dibandingkan dengan KDE biasa?

  8. agung Avatar

    gadgetboi,
    Ringan atau tidak, saya rasa sama saja karena untuk kita menikmati plasma netbook harus memasang desktop KDE tentunya. Dan KDE di mesin netbook saat ini (seperti punya saya yang sekarang sudah saya kasih ke adik saya) memang terasa agak berat. :D

Silakan tambahkan komentar Anda