Sabtu minggu kemarin saya menyempatkan pulang, ya memang bulan ini sebetulnya tidak ada agenda untuk pulang kampung mengingat satu bulan yang lalu saya sudah pulang. Mungkin mama yang menyuruh pulang, ya saya harus menurutinya dan ada keperluan untuk memperingati 1000 hari meninggalnya kakek(bapak dari ibu) atau “nyewu“. Hari itu, hari jumat selepas pu lang kerja saya langsung menuju dermaga bus atau “Pul” kalau ndak salah tulisannya :), dengan diantar oleh rekan kerja saya dan tiket sebelumnya sudah saya pesan lewat telepon.
Sampai loket untuk mengambil tiket – dengan buru-buru – memang waktu pemberangkatan bus yang saya pesan harus berangkat jam 17:00WIB sedangkan jam pulang kerja saya setengah lima sore untuk hari jumat. Dengan mengendarai sepeda motor RX King bisa sampai pul sekitar jam lima kurang sedikit. Tiket sudah dapat dengan menebus di loket pelayanan tiket dan dapat nomor bangku atau tempat duduk dengan angka 20 “Mas buruan bis mau diberangkatkan” bilang kondektur. Sebelum masuk kedalam bus diingatkan lagi oleh petugas pelayanan tiket, nanti kalau nomor 20 ada yang mengisi saya dipersilakan untuk menempati tempat duduk nomor 15 -Ah sama saja pikir saya. Ketika berada didalam bus dan mencari bangku nomor 20 kok sudah ada orangnya ya?, saya tanya ke orang yang duduk dibangku tersebut memang dia dapat no.20 juga, wah berarti bisa ada dua nomor yang sama. Wajar dan sudah biasa kejadian seperti ini toh saya pesan lewat telepon ini. Tidak seperti biasanya, yaitu saya selalu pesan sebelum hari pemberangkatan.
Kembali ke mencari bangku lagi, saya melirik ke bangku nomor 15 ternyata juga sudah ada orangnya dan sedang mengobrol dengan bangku sebelahnya, saya bertanya lagi “pak nomor berapa?” Nomor 11 mas dengan menunjukkan tiket ke saya, dan saya tahu nomor 11 berada didepan bangku yang yang ditempati oleh bapak itu. Dengan gerakan seperti orang rada kecapekan saya langung duduk di nomor bangku 11, yah memang sekilas sebelahnya ada seseorang perempuan. Yah basa-basi dengan menoleh kekanan kutunjukkan wajah manisku sambil tersenyum sedikit untuk menyapanya. Perkenalan pun dimulai ternyata dia 5 tahun lebih muda dariku dan senyumnya juga manis, dapat teman ngobrol deh selanjutnya..(yang ini ndak usah saya ceritain) :D
Langsung tiba sampai rumah saja ya, waduh dirumah sudah banyak saudara-saudara yang sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Ada hajatan dirumah, jadi saudara, tetangga-tetangga pada berkumpul dirumah saya, ya inilah suasana kampung bila ada hajatan pasti ada banyak orang. Saya ternyata kangen dengan suasana seperti ini ada mbokde Sijum, mBokde Darmo, simbah putri, keponakan-keponakan, dan teman-teman lama. Sayangnya pada acara ini malah tidak ada dokumentasinya karena ponsel saya minim fitur jadi tidak ada kameranya.
Ini arsip yang sempat saya ambil menggunakan kamera ponsel milik bapak, saat masih atau baru musim menanam padi sekitar 2 bulan yang lalu.



Yupzz.. semoga gambar ini bisa mengobati kangen saya dengan suasana kampung halaman :D
Kali ini padi sudah mulai mendekati musim panen, sayang kali ini saya juga lupa mengambil gambar di depan rumah saya seperti gambar diatas. Dibawah inipun gambar saya dapat saat diperjalanan menuju ke terminal Klaten hendak berangkat ke Bekasi lagi, bersama atau diantar oleh bapak – pak pinjem HP-nya “jeprat-jepret” yah buat modal postingan kali ini.


Sampai ketemu lagi padi, sawah, dan kampung halaman. Saya sekarang sudah di rantau lagi. Lebaran kita berjumpa lagi :D
Silakan tambahkan komentar Anda